Disturbing era mengandaikan situasi perubahan yang terus-menerus. Bagaimana upaya yang harus dilakukan seorang praktisi PR untuk terus membuat program-program PR yang dikelolanya senantiasa relevan bagi khalayak yang disasarnya, di era yang kadang unpredictable ini?
JAKARTA, PRINDONESIA.CO - Jika kita paham akan peran PR sebagai agent of change—praktisi PR senantiasa mengikuti perkembangan situasi internal dan eksternal dalam berbagai aspek yang menjadi tanggungjawabnya—PR perlu menyinergikan visi misi lembaganya dengan mengantisipasi reaksi khalayak yang akan terkena dampak dari perubahan.
Di lembaga pemerintahan, sering terjadi perubahan kebijakan, perundangan, peraturan, instruksi. Di lembaga swasta, semua perubahan kebijakan akan berdampak kepada khalayaknya. Program PR hendaknya dirancang untuk memberikan pemahaman kepada publik yaitu menyampaikan perubahan, memotivasi khalayak untuk memahami mengapa perlu perubahan, dan mengajak khalayak untuk berubah sikap mendukung perubahan yang diharapkan.
Program PR yang dilaksanakan tanpa arah yang jelas (siapa sasaran, apa key message, mekanisme penyampaian pesan, strategi penyampaian pesan, konsistensi pelaksanaan dan evaluasi keberhasilan) hanya akan menghabiskan dana, tenaga, dan tidak dapat diharapkan untuk menghasilkan perubahan sikap publik seperti yang diharapkan.