Selaras dengan target audiens yang berubah, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) merasa perlu membangun posisi baru yang relevan dan terpercaya dalam informasi pembangunan keluarga.
JAKARTA, PRINDONESIA.CO – Upaya untuk membangun posisi baru itu dibahas dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) BKKBN di Jakarta, Rabu (12/2/2020). Selain, membahas arah kebijakan dan strategi BKKBN 2020-2024. Hadir pada acara tersebut Wakil Presiden Ma’ruf Amin.
Menurut Kepala BKKBN Hasto Wardoyo, langkah tersebut dilakukan karena target audiens pun berubah yang dahulunya baby boomers, kini beralih ke milenial. Di Indonesia, tercatat ada 81 juta milenial. Umumnya mereka sudah berkeluarga atau berencana untuk berkeluarga. “Langkah membangun posisi baru yang lebih relevan ini dilatarbelakangi, salah satunya, karena target audiensnya pun berubah,” ujarnya.
Strategi komunikasi dan pendekatan dalam rangka meningkatkan upaya pengendalian jumlah penduduk berubah menyesuaikan audiens. Apalagi, kaum milenial, audiens yang disasar, terbilang istimewa. Terutama yang berkaitan dengan konsep diri, konsep hidup, dan penggunaan teknologi.
Sahabat Keluarga
Oleh karena itu, BKKBN pun merasa penting untuk melakukan rebranding. Dari era formal seremonial ke era sahabat keluarga. Ya, jika selama ini kalangan milenial melihat BKKBN hanya dari segi KB, kini BKKBN ingin memosisikan diri sebagai sahabat yang membantu keluarga Indonesia merencanakan kehidupan yang berkualitas. Slogan “Dua Anak Cukup” pun diubah menjadi “Kalau Terencana, Semua Lebih Mudah”.
Transformasi BKKBN melibatkan 5.196 peserta dari seluruh Indonesia. Terdiri dari rebranding logo, rebranding tagline, dan rebranding jingle. Hingga akhirnya terpilihlah 1 logo yang mewakili BKKBN. Logo tersebut merupakan gabungan dari simbol tak terbatas, cinta, kupu-kupu, dan merangkul.
Simbol “tak terbatas” memiliki arti bahwa kependudukan merupakan potensi tak terbatas. Hasto percaya dengan perencanaan yang tepat akan menghasilkan berbagai manfaat yang besar untuk pembangunan bangsa. Simbol “cinta” berarti awal dari sebuah perencanaan adalah kasih sayang dan keharmonisan keluarga. Simbol “kupu-kupu” berarti lambang metamorfosis sempurna. Sementara simbol “merangkul” bermakna BKKBN bertekad menjadi mitra dalam perencanaan individu dan keluarga.
Langkah rebranding ini juga melibatkan pakar di bidang sosial. Salah satunya, Hermawan Kertajaya. Pria yang dikenal sebagai ahli di bidang pemasaran ini mengatakan, ke depan teknologi akan dikembangkan untuk kemanusiaan. Kepada BKKBN, ia berpesan agar senantiasa mengintegrasikan program dengan pihak-pihak lain untuk mencapai output dan outcome yang lebih besar. Pakar lainnya yang ikut terlibat adalah Muhammad Faisal. Peneliti tentang generasi ini mengimbau agar BKKBN membangun narasi besar tentang keluarga Indonesia. (rvh)