Bertempat di Jakarta, Selasa (11/2/2020), PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (Perseroan) berevolusi dari yang awalnya hanya dikenal sebagai produsen semen, menjadi perusahaan penyedia solusi bahan bangunan (building material solutions).
JAKARTA, PRINDONESIA.CO – Bersamaan dengan itu, perusahaan pelat merah ini meresmikan nama baru menjadi SIG, diikuti perubahan logo dan slogan baru “Go Beyond Next”. Perubahan tersebut menunjukkan komitmen perusahaan menciptakan produk yang lebih ramah lingkungan, efisien, lebih murah, mudah diakses, dan relevan dengan kebutuhan masa depan.
Di hadapan pewarta, Direktur Utama Semen Indonesia Hendi Prio Santoso mengatakan, selama ini pabrik semen kerap mendapat konotasi buruk. Mulai dari sangat industrialis hingga operasi bisnisnya tidak ramah lingkungan. “Hari ini, kami jawab semua tantangan dan konotasi itu. Perubahan dan komitmen yang kami lakukan juga sudah dalam fase memikirkan masa depan,” imbuh mantan Dirut PGN tersebut.
Ya, sore itu, SIG memperkenalkan berbagai terobosan dan inovasi yang dilakukan. Antara lain, Dynahome (one day one house), Puricrete (improve air quality), Speedcrete (metode beton cepat kering), Nathabumi (penyedia jasa pengolah limbah), sobat bangun (platform yang menghubungkan arsitek, kontraktor, tukang, dan lembaga pembiayaan), hingga AKSES TOKO (aplikasi berbasis teknologi yang menghubungkan seluruh toko bangunan secara digital, memonitor, mendapat consumer insight secara real-time, serta promosi).
Hadir dalam acara rebranding tersebut, Wakil Menteri BUMN Budi Gunadi Sadikin. Ia mengapresiasi inovasi dan komitmen yang dilakukan oleh SIG. Meski begitu, ia tak segan berpesan agar perusahaan selalu cermat menyikapi perubahan zaman di era disrupsi dan perkembangan teknologi yang kian dinamis. “Di era disrupsi ini, walau banyak perusahaan yang mati dan tergilas zaman, tak sedikit pula bisnis dan peluang baru yang bermunculan,” katanya.
Pekerjaan rumah selanjutnya adalah mengomunikasikan nilai-nilai perusahaan yang baru, membangun awareness dan acceptance ke seluruh pemangku kepentingan baik internal maupun eksternal. Sehingga, inovasi dan percepatan yang dilakukan oleh perusahaan dapat diterima dengan baik, dan publik bisa mengenal produk-produk yang memiliki makna seperti yang diproduksi SIG. Dirut Hendi mengaku upaya ini bukanlah perkara mudah. Perlu peran public relations (PR) sebagai penjembatan informasi dan komunikasi.
Merespons hal tersebut, Kepala Departemen Komunikasi Perusahaan Semen Indonesia Sigit Wahono mengatakan, ia bersama tim akan segera melakukan aktivitas di kalangan internal yang tujuannya menanamkan pemahaman kuat terkait perubahan identitas brand. “Karena lewat karyawanlah, informasi tentang transformasi yang dilakukan oleh perusahaan dapat lebih terdengar gaungnya,” ujarnya. “Citra yang terbentuk di mata stakeholders eksternal otomatis akan tercermin dari internal. Jika internal belum memahami tentang urgensi dan makna dari perubahan identitas, kami akan kesulitan untuk mengomunikasikan perubahan ini ke luar,” pungkasnya. (ais)