Membuka lembaran tahun 2020, dunia dikejutkan dengan pemberitaan terkait wabah virus novel corona dari Wuhan, Cina. Penyebarannya yang cepat menimbulkan kekhawatiran di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia.
JAKARTA PRINDONESIA.CO – Kondisi ini makin diperkeruh dengan banyaknya hoaks. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menghimpun lima perkembangan isu virus corona yang berkembang di media nasional dari waktu ke waktu. Minggu pertama terkait penyebaran virus dari hewan ke hewan, dilanjutkan dengan isu penamaan baru menjadi virus novel corona. Minggu ketiga, isu semakin melebar dan mengkhawatirkan. Yakni, penyebaran virus dari manusia ke manusia.
Minggu keempat, media mulai menyoroti tentang penyebaran virus corona ke sekitar belasan negara di luar Tiongkok, hingga sampai pada penetapan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia (PHEIC) oleh WHO.
Kemenkes sebagai garda terdepan pemerintah di bidang kesehatan pun lekas bergerak menjalankan strategi komunikasi untuk mengonter informasi bohong dan berita palsu. Strategi itu disampaikan oleh Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat Kemenkes Widyawati di hadapan peserta Kopi Darat PR Rembut ke-6 di Jakarta, Kamis (6/2/2020).
Salah satunya, kata Wiwid, sapaan karib Widyawati saat menjadi pembicara di acara yang mengangkat tema “Strategi Komunikasi dalam Manajemen Krisis”, melakukan aktivitas media monitoring.
Selain itu, ia bersama tim rutin menyelenggarakan temu media untuk memberikan informasi terbaru setiap hari. Tujuannya tak lain untuk meminimalisasi keresahan masyarakat. Mengutip pernyataan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, perempuan yang bergelar dokter gigi ini mengatakan, dibandingkan virusnya, lebih berbahaya informasinya, terutama hoaks yang banyak beredar.
Delapan Langkah
Wiwid menyebut setidaknya ada delapan langkah strategi komunikasi dalam rangka mengonter isu virus corona yang dilakukan oleh Kemenkes. Pertama, analisis situasi mulai dari menjelaskan tentang virus novel corona, penyebarannya di dunia dan Indonesia, proses evakuasi WNI dari Tiongkok kembali ke Indonesia.
Kedua, tentukan tujuan. Hal ini untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang situasi dan upaya pemerintah agar tercipta ketenangan dan kewaspadaan, serta membangun kesadaran publik dalam menjaga kesehatan diri dan lingkungan.
Ketiga, tentukan target audiens. Target audiens terbagi atas tiga golongan. Terdiri dari primer (masyarakat yang akan/beru bepergian/kembali dari negara-negara yang terjangkit), sekunder (WNI dan petugas yang terlibat), tersier (lintas program kemenkes, lintas sektor, media, dan publik lainnya.
Langkah keempat, tentukan konten/narasi pesan berupa perkembangan upaya terkini, perkembangan kasus, kesiapsiagaan pemerintah, maupun imbauan preventif.
Kelima, tentukan media—owned, paid, shared, earned media. Keenam, tunjuk komunikator/juru bicara. Ketujuh, lakukan implementasi/taktik. Caranya, bisa berupa framing, signing, maupun priming. Kedelapan, monitoring dan evaluasi. Tujuannya, untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan strategi komunikasi. “Kami membuat talking point untuk Menteri Terawan setiap hari,” ujarnya. (ais)