Sosoknya begitu melekat sebagai seorang humas pemerintah. Per 31 Januari 2020, Frans, sapaan karib Nufransa Wira Sakti, pamit. Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi (KLI) Kementerian Keuangan selama hampir empat tahun ini resmi mengemban amanah baru.
JAKARTA, PRINDONESIA.CO – Babak baru bagi perjalanan karier Frans selama hampir 23 tahun mengabdi di Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dimulai hari itu. Sri Mulyani, Menteri Keuangan, melantiknya sebagai Staf Ahli Menteri Bidang Kepatuhan Pajak.
Keputusan ini pastilah berat bagi para punggawa Biro KLI Kemenkeu. Termasuk oleh pria peraih gelar Insan PR INDONESIA 2018 ini. Empat tahun bukanlah waktu yang singkat. Banyak suka dan duka yang sudah dilalui Frans bersama timnya.
Di bawah kepemimpinan Frans, Biro KLI Kemenkeu bergerak makin dinamis dan inovatif. Keberadaan mereka makin dinilai strategis oleh instansi. Terobosan dan strategi di bidang komunikasi diakui, bahkan oleh PR INDONESIA selaku penyelenggara PR INDONESIA Awards (PRIA). Di ajang tersebut, biro yang menjadi barometer bagi biro komunikasi di kementerian/lembaga tersebut mampu mempertahankan juara Platinum (umum) selama tiga tahun berturut-turut.
Kepada penerusnya di Biro KLI, Frans berpesan, agar selalu berinovasi menggunakan metode komunikasi yang mampu mengimbangi perkembangan zaman yang cepat dan dinamis. “Tak sebatas media formal, humas saat ini harus terus berinovasi dan mengasah kreativitasnya dalam menciptakan narasi-narasi melalui cara-cara informal untuk membangun trust di mata masyarakat,” kata pria kelahiran 1970 ini kepada PR INDONESIA melalui jawaban tertulis, Rabu (5/2/2020).
Menurut peraih gelar doktor di bidang pajak e-commerce dari Niigata University Jepang itu, upaya ini tak akan berhasil tanpa dukungan jejaring dan komunitas yang luas. “Dari jejaring dan komunitas yang luas itulah, humas dapat berkomunikasi dengan semua kalangan,” ujarnya seraya mendorong kepada humas untuk meningkatkan kerja sama dan koordinasi dengan berbagai pihak.
Tak lupa ia mengimbau agar humas selalu memiliki persiapan matang dan mampu mengondisikan terkait pesan/informasi yang akan mereka sampaikan. “Isu terkadang didorong dari hal-hal yang bersifat on the spot. Contoh, pertanyaan wartawan saat doorstop yang kemudian berkembang menjadi viral,” kata ayah dari tiga anak ini. (ais/rtn)