Menciptakan kemandirian industri farmasi nasional adalah misi di balik lahirnya Holding BUMN Farmasi.
JAKARTA, PRINDONESIA.CO – Sejarah baru tercipta hari ini. Bertempat di Jakarta, Rabu (5/2/2020), tiga perusahaan farmasi terbesar di tanah air untuk kali pertama mengumumkan secara resmi di hadapan publik telah berada di dalam satu payung Holding BUMN Farmasi. Mereka adalah PT Bio Farma (Persero), PT Kimia Farma (Persero) Tbk, dan PT Indofarma (Persero)Tbk.
Ketiganya secara sah diresmikan oleh Kementerian BUMN berada dalam satu holding terhitung 31 Januari 2020. Adapun yang ditunjuk sebagai induk holding adalah Bio Farma, satu-satunya perusahaan dari ketiga korporasi tadi yang kepemilikan sahamnya 100 persen dimiliki pemerintah. Sementara Honesti Basyir yang merupakan Direktur Utama Bio Farma secara otomatis menjabat sebagai Direktur Holding BUMN Farmasi.
Mandiri
Sehari sebelum konferensi pers, Head of Corporate Communications Bio Farma Iwan Setiawan beserta tim menyempatkan waktu menyambangi kantor PR INDONESIA di Jakarta, Selasa (4/2/2020). Kepada kami, ia bercerita tentang perjalanan menuju Holding BUMN Farmasi hingga misi mulia di balik bersatunya ketiga perusahaan tersebut.
Menurutnya, proses pembentukan ini sebenarnya sudah berlangsung cukup lama. Tepatnya dari tahun 2008. Inisiasi tersebut lahir dari semangat untuk mewujudkan kemandirian nasional, khususnya di industri farmasi. Dan, menjamin layanan kesehatan mulai dari ketahanan, ketersediaan, keterjangkauan, mutu, hingga kesinambungan obat di tanah air.
Melalui holding pemerintah berharap negara ini mampu menjawab tiga isu utama yang selama ini mewarnai dunia farmasi. Antara lain, bahan baku, teknologi dan SDM. "Sekitar 90 persen bahan baku farmasi di Indonesia masih impor," katanya. "Terobosan ini diyakini mampu menekan impor bahan baku atau Active Pharmaceutical Ingredients (API). Sehingga, memberi dampak terhadap harga produk farmasi yang semakin terjangkau bagi masyarakat," ujarnya.
Cara ini juga dipercaya dapat membuka lebih banyak peluang kolaborasi, sinergi, efisiensi, memperluas jejaring, dan memungkinkan distribusi produk farmasi tersebar secara merata ke seluruh pelosok negeri.
Dalam pembagian tugasnya, Bio Farma fokus di dunia bioteknologi, khususnya vaksin dan antisera, Kimia Farma di obat-obatan kimia, sementara Indofarma di bidang herbal.
Agenda prioritas selanjutnya, kata Iwan, menyusun langkah branding dan menguatkan strategi komunikasi antarkorporasi yang berada dalam satu holding. (rvh/rtn)