Haruskah Atlet Memiliki Keterampilan Berkomunikasi?
PRINDONESIA.CO | Kamis, 30/01/2020 | 2.840
Haruskah Atlet Memiliki Keterampilan Berkomunikasi?
Ilmu komunikasi penting bagi atlet untuk mem-branding dirinya sebagai seorang olahragawan.
Dok. PR INDONESIA/ Aisyah

JAKARTA, PRINDONESIA.CO – Karena latar belakang itulah, lembaga pendidikan yang bertransformasi dari Institut Komunikasi menjadi Institut Komunikasi dan Bisnis pada 12 November 2019 tersebut memberikan beasiswa dan pelatihan di bidang komunikasi bagi para atlet dan official Indonesia. Komitmen ini ditindaklanjuti dengan acara penandatanganan MoU antara LSPR dengan KONI di Jakarta, Senin (27/1/2020).

Menurut founder dan CEO LSPR Prita Kemal Gani, program itu sekaligus bagian dari kontribusi LSPR mendukung program prioritas pemerintahan Presiden RI Joko Widodo periode kedua, yakni menciptakan SDM unggul. “Inisiatif ini berangkat dari kepedulian terhadap kualitas pendidikan dan keterampilan berkomunikasi para atlet. Sekaligus, bentuk apresiasi atas kerja keras mereka karena telah membawa harum nama bangsa,” katanya.

Uluran tangan LSPR disambut baik oleh KONI. Ketua KONI Marciano Norman yang siang itu hadir sebagai keynote speaker sependapat. Menurutnya, kemampuan berkomunikasi penting dimiliki oleh seorang atlet. “Atlet juga berperan sebagai seorang public figure/influencers di mata masyarakat. Sosoknya mampu memotivasi orang lain untuk bisa berprestasi, bahkan melebihi dirinya,” ujar Marciano.   

 

Fundamental

Senada dengan Marciano. Taufan Teguh Akbari, Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan LSPR mengatakan, ilmu komunikasi sudah menjadi kebutuhan fundamental. Apalagi, ilmu yang nantinya dimiliki para atlet dan official meliputi kemampuan public speaking, english conversation, business etiquette, communication persuasive, negosiasi, team work, serta pengambilan keputusan. “Pada masanya, atlet akan mengalami siklus kejayaan—antiklimaks—hingga akhirnya beralih peran sebagai duta yang tidak hanya berprestasi di bidang olahraga, tapi juga dari sisi akademis,” katanya.

Bagi Wakil Ketua IV Bidang Pembinaan Prestasi (Terkur) KONI Lukman Niode, ilmu komunikasi penting bagi atlet untuk mem-branding dirinya sebagai seorang olahragawan. “Edukasi adalah standar, nomor satu tidak bisa di tawar dan merupakan keharusan. Ketika atlet dibekali dengan pendidikan yang tinggi, maka atlet tersebut memiliki masa depan yang nyata,” imbuhnya.

Beasiswa diberikan kepada 75 atlet Indonesia berprestasi di kancah internasional. Periode kerja sama ini berlangsung selama lima tahun. Sementara itu, sistem pendidikan jarak jauh (on-line learning) menjadi solusi terbaik guna menyiasati waktu untuk belajar di tengah padatnya aktivitas para atlet mulai dari berlatih sampai mengikuti kompetisi. (ais)

BERITA TERKAIT
BACA JUGA
tentang penulis
komentar (0)
TERPOPULER

Event

CEO VIEW

Interview

Figure

BERITA TERKINI