Memiliki hobi di bidang fotografi dan pengalaman sebagai content writer mengantarkan pria asal Solo ini kepada profesi public relations (PR).
BALI, PRINDONESIA.CO - Kariernya bermula saat Ibrahim yang saat itu masih tercatat sebagai mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Univeritas Diponegoro memutuskan untuk bekerja sembari menunggu jadwal wisuda. Ketika itu, berbekal pengalaman aktif berorganisasi di Pers Mahasiswa dan komunitas fotografi, ia memberanikan diri melamar sebagai kameramen di salah satu televisi swasta.
Dua tahun menjalani profesi sebagai kameramen, ia pun lulus kuliah strata satu. Lepas dari itu, ia mencoba memaksimalkan kemampuannya dengan menjadi wartawan di salah satu media on-line. Namun, hanya bertahan setahun. Hati nuraninya menolak karena ia dituntut membuat berita yang mengandung unsur clickbait. Meski begitu, dari sanalah ia belajar SEO (search engine optimization). Pencarian jati diri berlanjut. Tahun 2017, ia bergabung di PT ANTAM (Persero) sebagai Media Relations Officer di bawah Corporate Secretary.
Sudah selama dua tahun belakangan, bungsu dari empat bersaudara ini bertanggung jawab memproduksi siaran pers, desain grafis, dokumentasi foto hingga video kegiatan perusahaan. “Hobi saya terangkum semua di sini,” ujar Baim, sapaan karibnya. Kegemarannya terhadap industri kreatif juga tersalurkan, terutama saat mengelola Instagram.
Untuk itu, pria berusia 26 tahun ini fokus menapaki kariernya mengelola media komunikasi PR. Apalagi semenjak ANTAM mendapat mandat dari Presiden untuk menjadi bagian dari Holding BUMN industri pertambangan. “Tugas kami di internal adalah menyosialisasikan visi dan misi dari holding pertambangan itu baik ke dalam maupun ke luar,” katanya.
Ketika ditanya sosok yang paling menginspirasi di dunia komunikasi, penerima beasiswa Bidikmisi ini justru memilih Presiden RI Joko Widodo (Jokowi). Baginya, selain dinilai mampu menjalankan perannya sebagai Presiden, Jokowi juga mampu mengomunikasikan program-programnya dengan baik. Apalagi mereka berasal dari kota yang sama, Solo. “Sosoknya mampu meyakinkan saya bahwa orang biasa pun bisa jadi pemimpin negara,” katanya bersemangat.
Terus Belajar
Untuk dapat menjawab tantangan PR zaman sekarang, Baim berpendapat kuncinya ada di kemampuan SDM. Cara itu bisa dilakukan dengan semangat terus belajar, mau beradaptasi dan mampu mengikuti perkembangan zaman. Selain, mengasah kemampuan memanfaatkan digital secara maksimal.
Atas dasar ingin terus belajar inilah, pria yang hobi naik gunung itu dikenal aktif berorganisasi sejak duduk di bangku sekolah menengah. Karena alasan itu pula ia termotivasi menjadi ICON PR INDONESIA. “Dari sini saya bisa banyak belajar, membangun relasi, wadah berbagi pengalaman dan tukar gagasan dengan praktisi PR lintas institusi dan industri. Sehingga, dapat terus mengikuti perkembangan terkini di dunia PR,” katanya.
Ada mimpi yang masih ingin segera diwujudkan oleh Baim. Yakni, melanjutkan studi S2 di luar negeri. Ia bertekad ilmu yang telah dihimpunnya itu akan ia bawa pulang untuk membangun Indonesia. Motivasi itu ia dapatkan dari buku-buku menginspirasi yang selama ini telah ia baca. Antara lain, Laskar Pelangi sampai Negeri Lima Menara. Dari buku itu pula ia genggam erat-erat prinsip man jadda wajada (siapa yang bersungguh-sungguh akan mendapatkan hasil). (mai)