Konvensi Nasional Humas PERHUMAS ke-20 dibuka di Yogyakarta, pagi tadi, Senin (16/12/2019). Di hari istimewa itu, organisasi yang telah berdiri sejak 15 Desember 1972 tersebut mengajak humas mengangkat kearifan lokal di dalam setiap sendi komunikasi.
YOGYAKARTA, PRINDONESIA.CO – Tahun ini KNH mengusung tema “HUMAS 2020: Kearifan Lokal, Solusi Global”. Selama dua hari dari tanggal 16 – 17 Desember 2019, agenda berkumpulnya seluruh humas se-nusantara dari akademisi hingga praktisi lintas instansi dan industri ini menjadi ajang untuk menggali lebih jauh tentang kearifan lokal, meningkatkan kompetensi serta berkolaborasi.
Isu kearifan lokal ini menjadi penting karena menurut Ketua BPP PERHUMAS Agung Laksamana, era globalisasi telah membuat masyarakat terlena dan melupakan nilai-nilai budaya. Padahal nilai budaya dan kearifan lokal adalah kunci utama kekuatan negeri ini untuk dapat mengarungi tantangan dunia yang kian kompetitif. Korea Selatan adalah bukti nyata. Meski hanya dengan 51,77 juta penduduk, negera yang luasnya tidak lebih besar dari Pulau Jawa itu mampu memviralkan budayanya hingga ke seluruh dunia.
Pernyataan Agung diamini oleh Avip Agus Rayanto, Asisten Sekda DIY Bidang Pemerintahan dan Administrasi Umum. Menurutnya, tak perlu jauh-jauh melihat Korea. Daerah Istimewa Yogyakarta adalah contoh daerah di Indonesia yang tumbuh dari nilai tradisi.
Dari sisi kehumasan, pria yang pagi itu mewakili Gubernur DIY Hamengku Buwono X itu berpendapat eksistensi budaya sangat penting bagi humas untuk penguatan makna. “Warna budaya dalam praktik kehumasan memunculkan karakter,” katanya seraya menekankan budaya tidak selalu dalam bentuk kesenian. Untuk sampai ke tahap ini, ia melanjutkan, perlu pendekatan pola pikir yang konstruktif dan fungsional.
Rekomendasi
Tema ini juga menjadi bagian dari kontribusi humas mewujudkan visi pemerintah di era Presiden Joko Widodo jilid kedua. Yakni, “SDM Unggul, Indonesia Maju”. Agung meyakini, jika SDM humasnya unggul, Indonesia akan lebih maju.
Di hadapan sekitar 600 humas dari seluruh tanah air, pria yang merupakan Director Corporate Affairs APRIL Group tersebut menyampaikan lima rekomendasi di sektor kehumasan. Kelima rekomendasi tersebut meliputi, pertama, SDM humas harus beradaptasi dengan perubahan di era Society 5.0. Kedua, pemerintah diminta untuk lebih memerhatikan keragaman kearifan lokal (local wisdom) sebagai bagian untuk menciptakan SDM Unggul, Indonesia Maju. Ketiga, mengintegrasikan kearifan lokal dengan kemajuan teknologi digital. Keempat, membangun kekuatan brand lokal secara solid di tengah serangan merek global. Kelima, berkolaborasi antarsektor untuk saling mendukung kemajuan SDM Indonesia.
Menurut Agung, kelima rekomendasi tersebut menuntut SDM humas memiliki kemampuan digital, wawasan global, berorientasi bisnis, cepat tanggap dan pemahaman tentang kearifan lokal untuk mencapai Indonesia maju. Lainnya tak kalah penting, humas juga harus memiliki empati. “Untuk bisa mengarungi era saat ini, humas tidak bisa berdiri sendiri, perlu kolaborasi. Humas juga harus bergerak bersama-sama secara konsisten menyebarkan optimisme dan berita positif tentang pencapaian bangsa ini,” tutupnya.
Pada kesempatan itu, PERHUMAS juga turut memberikan Anugerah PERHUMAS kepada instansi, praktisi, tokoh PR, hingga media yang telah berkontribusi bagi industri PR. Turut hadir menjadi pembicara di hari itu antara lain Dirjen Informasi Komunikasi Publik Kemenkominfo Widodo Muktiyo, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Kombes Argo Yuwono, Ketua Umum Aspikom Muhammad Sulhan, dan banyak lagi. (rtn)