Jelang tutup tahun, Perhimpunan Humas Rumah Sakit Indonesia (Perhumasri) mengadakan rapat kerja (raker). Ini adalah raker pertama yang dilakukan pascakongres setahun lalu. Raker yang berlangsung selama dua hari di Jakarta, 1 – 2 November 2019, ini mendapat sambutan antuasis dari seluruh anggota Perhumasri.
JAKARTA, PRINDONESIA.CO - Tercatat 75 humas rumah sakit dari dari segala penjuru daerah, termasuk timur Indonesia hadir. Kondisi ini menunjukkan bahwa Perhumasri, walaupun organisasi baru, sudah mendapat tempat dan reputasinya makin diakui oleh manajemen dan pemimpin rumah sakit. “Pencapaian ini bagi kami luar biasa, meski mungkin tidak istimewa bagi organisasi lain,” kata Ketua Umum Perhumasri Anjari Umarjianto.
Antusiasme peserta yang tinggi juga menunjukkan humas rumah sakit haus akan ilmu. Apalagi selama dua hari itu mereka mengikuti seminar bertajuk “Profesionalisme Humas RS di Era JKN, Industri 4.0 dan Kompetensi Humas”, lokakarya “Teknik Menangani Komplain yang Viral Melalui Media Sosial” dan kunjungan ke kantor MRT. Selain itu, kebutuhan akan pentingnya sertifikasi pun terus meningkat.
Dari sisi pengembangan kepungurusan, responsnya terbilang positif. Dalam waktu dekat, akan ada pelantikan untuk cabang Sumatera Selatan, Sulawesi Selatan dan Yogyakarta. Yang menarik, cabang Jogja merupakan paguyuban yang sebelumnya sudah terbentuk. Keputusan ini diambil karena mereka menganggap keberadaan humas rumah sakit di Jogja akan lebih strategis apabila melebur dengan Perhumasri.
Untuk menjawab tantangan humas rumah sakit ke depan, Perhumasri berencana menghidupakan kelas dengan jumlah peserta terbatas dengan tema yang lebih fokus. Tujuannya, agar pengetahuan dan keterampilan humas tetap terasah. Agenda lain tak kalah penting adalah melakukan pendekatan kepada CEO-CEO rumah sakit. “Perlu cara dan kemasan khusus,” tutup Anjari. (rtn)