Perjalanan Telkom mengarungi digital PR merupakan suatu proses panjang. Mulai dari yang sederhana seperti media monitoring, cloud hingga big data. Semua ditempuh bukan sekadar mengikuti tren, tapi berjalan seiring perkembangan zaman dan makin spesifik karena sesuai kebutuhan.
JAKARTA, PRINDONESIA.CO - Pengalaman PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk membuktikan untuk sampai ke arah itu tidak cukup sekadar niat. Menurut Assistant Vice President External Communication Corporate Communication Telkom Pujo Pramono, perubahan tersebut membutuhkan critical capabilities, baik dari segi digital capabilities maupun leadership capabilities.
Menurutnya, leadership capabilities inilah yang sesungguhnya menggerakkan dan mengorkestrasi operasional perusahaan untuk bertransformasi menjadi digital mastery. Atau, kemampuan beradaptasi dengan lingkungan digital secara berkelanjutan. “Dukungan dari pimpinan itu penting. Tanpa itu, sulit,” katanya ketika ditemui PR INDONESIA di kantornya di Jakarta, Jumat (18/10/2019).
Menurut Pujo, pemanfaatan digital di era sekarang sangat bermafaat untuk meningkatkan engagement. Dengan memanfaatkan pengelolaan customer database secara maksimal dan berorientasi pada outside in customer experience, PR dapat memprediksi pesan yang relevan dan sesuai kebutuhan. Lalu, mengemasnya seperti keinginan pelanggan atau target audiens.
360 Derajat
Dalam penerapannya, Telkom menerapkan strategi Integrated Media Campaign yang diadopsi dari Integrated Marketing Communication (IMC). IMC versi PR merupakan tool bagi PR dalam merencanakan kampanye melalui pemanfaatan berbagai media digital secara terintegrasi untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
IMC dimaksudkan sebagai pedoman. “Dengan mengintegrasikan 360-degree communications, kami berupaya melakukan komunikasi secara maksimal sesuai audiens yang disasar beserta gaya hidupnya,” katanya.
Jadi, Pujo melanjutkan, era digital memungkinkan PR meningkatkan peran dan fungsinya sebagai penyampai pesan sekaligus memviralkannya. “Asalkan melalui pengelolaan yang serius, terstruktur dan terencana,” imbuhnya. Dikarenakan kebutuhan yang semakin spesifik, Telkom saat ini memiliki digital activation, unit yang khusus mengemas pesan dalam bentuk digital, termasuk membangun komunitas yang terlibat di dalamnya.
Upaya mengomunikasikan pesan secara terintegrasi ini mulai dari merumuskan pesan, merancang suatu momen yang tepat dan sesuai dengan kondisi yang tengah berkembang, menjalankan kampanye secara menyeluruh, hingga memviralkannya. “Hal terpenting untuk mendapatkan hasil maksimal adalah dengan sebanyak-banyaknya melibatkan kanal untuk mendistribusikan pesan baik kepada media konvensional, digital, termasuk pegiat media sosial,” ujarnya.
Yang pasti, Pujo berpesan, apa pun kanal yang akan digunakan untuk mendistribusikan pesan, PR harus memastikan pesan yang disampaikan konsisten. PR juga harus siap dan cepat merespons segala bentuk keluhan dan masukan dari masyarakat. Apalagi saat ini ada istilah everyone is a media. Kesungguhan Telkom dibuktikan dengan membangun Digital Command Center. “Dari sinilah kita bisa memonitor secara keseluruhan mulai dari percakapan sampai keluhan, mengukur, mengevaluasi, dan mengelolanya,” tutup Pujo. (mai)