CSR Adalah Komunikasi Itu Sendiri
PRINDONESIA.CO | Senin, 18/11/2019 | 6.388
CSR Adalah Komunikasi Itu Sendiri
Aktivitas CSR harus bagian dari bisnis dan bukan porsi publisitas.
Dok. Traveloka

JAKARTA, PRINDONESIA.CO –Pada prinsipnya, kata Sufintri, Direktur Public Relations Traveloka, saat ditemui PR INDONESIA di sela-sela acara Most Values Business (MVB) Indonesia Sustainable Business Conference di Jakarta, Kamis (7/11/2019), aktivitas CSR adalah bagian dari tanggung jawab dan komitmen Traveloka dalam melakukan good corporate governance (GCG), khususnya dalam sektor pariwisata. “Sebab, jika kami tidak peduli dan berkontribusi, lalu sektor pariwisata ini hancur, kami tidak bisa lagi berbisnis di sektor tersebut. Maka dari itu, bagi kami, CSR harus menjadi bagian dari bisnis,” ujarnya.

Karena sudah menjadi bagian dari GCG dan bentuk tanggung jawab itulah, Traveloka menilai CSR bukan porsinya untuk dipublikasikan apalagi semata-mata hanya untuk meningkatkan citra dan reputasi yang baik di mata publik. “Reputasi positif itu hanya outcome,” imbuhnya.    

Meski begitu, sambung Fifin, sapaan karib Sufintri, Traveloka tetap mengomunikasikan CSR. Tapi yang harus digarisbawahi, tidak semua komunikasi itu berujung pada publisitas atau menjadi ranah media relations. “Komunikasi CSR yang dilakukan Traveloka murni untuk membangun awareness, engagement dan kolaborasi,” katanya. Antara lain, memastikan mereka bekerja sama dengan mitra yang tepat, memiliki kesepahaman visi dan misi, mempromosikan program CSR kepada bilateral partner, focus group discussion, event, hingga evaluasi.

Kesadaran CSR sebagai bagian dari bisnis inilah yang harus dibangun di internal perusahaan. Adalah tugas PR yang memimpin dan memastikan CSR menjadi bagian dari aktivitas bisnis. “Kami bertugas sebagai ongoing advisory bagi business leader di setiap divisi. Kami memastikan setiap divisi/departemen menjadikan CSR sebagai bagian dari aktivitas bisnis,” katanya.   

Traveloka sendiri mulai fokus membangun CSR-nya ke dalam bentuk framework (kerangka kerja) terhitung sejak tahun ini. Perusahaan yang dipimpin oleh Ferry Unardi selaku co-founder dan CEO Traveloka itu membagi kerangka kerja CSR yang berkelanjutan ke dalam tiga pilar. Terdiri dari, environment (lingkungan), economy (ekonomi), dan culture (budaya). “Bukan berarti kami selama ini abai terhadap aktivitas CSR,” ujarnya buru-buru. “Kami sudah melakukannya, bahkan sejak dari perusahaan ini lahir. Yaitu, memberikan solusi kepada masyarakat yang ketika itu kesulitan mendapatkan tiket dengan harga terjangkau—bagian dari pilar ekonomi. Bedanya, sekarang CSR-nya lebih terarah,” katanya.

Pilar lingkungan fokus mendukung upaya mengurangi 30 persen sampah plastik tahun 2025, penanganan limbah, sampah, polusi, dan keanekarahaman hayati. Sementara pilar ekonomi meliputi kualitas tenaga kerja, produk dan layanan, pemberdayaan, dan gentrifikasi. Adapun pilar budaya terdiri dari pelestarian situs dan nilai-nilai budaya, tradisi, pendidikan dan promosi budaya. (rtn)

BERITA TERKAIT
BACA JUGA
tentang penulis
komentar (0)
TERPOPULER

Event

CEO VIEW

Interview

Figure

BERITA TERKINI