Bank Indonesia Jadikan PR sebagai Bagian dari Kebijakan
PRINDONESIA.CO | Rabu, 30/10/2019 | 5.061
Bank Indonesia Jadikan PR sebagai Bagian dari Kebijakan
Sempat tergagap menghadapi era digital, Departemen Komunikasi BI segera berbenah dan berevolusi.
Freandy/PR INDONESIA

BALI, PRINDONESIA.CO - “Bank Indonesia sebagai bank sentral juga sempat tergagap ketika menyikapi kemajuan digital, terutama kami di unit komunikasi. Internet itu memang seperti game.” Begitulah pengakuan Direktur Departemen Komunikasi Bank Indonesia Junanto Herdiawan saat menjadi salah satu pengisi sesi konferensi jelang puncak acara Jambore PR INDONESIA (JAMPIRO) #5 di Bali, Selasa (29/10/2019). Ia lantas mengibaratkan internet bagaikan permainan di film Game of Thrones.

Mereka pun segera berbenah dan berevolusi. Menurut Junanto, di era digital, public relations (PR) tidak hanya membangun branding, namun juga ikut membangun reputasi dan kebijakan perusahaan. “Komunikasi dan reputasi yang baik akan mendukung ekspektasi publik dalam menerima kebijakan dan produk yang ditawarkan,” ujar Junanto yang sore itu mengangkat tema “Kredibilitas Kebijakan BI di Era Digital”. Karena hal itulah, di era ini, informasi yang memberikan literasi bagi stakeholder menjadi strategi komunikasi BI.

Selain itu, PR juga berada di posisi strategis dalam organisasi dan diberikan akses yang luas, bahkan hingga level CEO. “PR harus selalu berada di sebelah CEO, bahkan ketika CEO sedang melakukan pengambilan keputusan. Tujuannya, agar kita mengetahui cerita dibalik setiap kebijakan perusahaan. Jadi, kalau ada hoaks kita bisa memberikan jawaban secara cepat dan jelas,” terangnya. Junanto beruntung karena Gubernur BI Perry Warjiyo termasuk pimpinan yang concern terhadap peran dan fungsi PR. Ia bahkan menilai PR sebagai bagian dari kebijakan. 

 

Manfaatkan Semua Kanal

Kembali soal digital, dalam menyampaikan pesan kepada stakeholders, ia bersama tim Departemen Komunikasi BI memanfaatkan multichannel. “Kami tak hanya memaksimalkan komunikasi secara on-line, tapi juga off-line. Kami intergrasikan setiap pesan BI melalui berbagai koneksi, interaksi, dan relasi,” katanya. Ragam saluran komunikasi itu menuntut PR untuk mampu menentukan tujuan komunikasi dengan taktik dan startegi yang tepat. Apalagi setiap kanal komunikasi memiliki karakter dan target audiens yang khas. “Karena itulah, pemilihan bahasa dan gaya berkomunikasi menjadi bagian penting dalam bermedia sosial,” ujarnya.

Guna menyikapi perubahan yang dinamis di era digital, tak lupa ia mengajak seluruh praktisi PR untuk saling bersinergi dan bekerja sama membangun komunikasi  (mai)

 

  

 

 

 

 

 

BERITA TERKAIT
BACA JUGA
tentang penulis
komentar (0)
TERPOPULER

Event

CEO VIEW

Interview

Figure

BERITA TERKINI