Sejatinya, industri public relations (PR) dan marketing memiliki kaitan yang erat dan tak terpisahkan. Salah satunya, cara mereka dalam menangkap peluang untuk menarik perhatian target audiens melalui media sosial. Salah satunya, Facebook.
JAKARTA, PRINDONESIA.CO – Menurut Niko Atmadja, Facebook Master Trainer, banyak para pebisnis yang sekadar asal mempromosikan produk/brand-nya tanpa memahami keinginan dari audiens mereka, terutama di media sosial.
Padahal ketika melakukan branding secara on-line membutuhkan perlakuan yang berbeda dari media konvensional. “Kalau kita mau membuat konten video, selalu tampilkan merek, logo, atau brand di tiga detik pertama,” ujarnya saat menjadi pembicara dalam event Siberkreasi Nitizen Festival 2019 dalam sesi “Digi Workshop: Social Media for Business” di Jakarta, Sabtu (4/10/2019).
Disamping itu, tingginya angka penetrasi internet yang mencapai 64 persen berhasil mengubah kebiasaan mendasar ketika orang berbelanja on-line. Untuk itu, Niko menekankan pentingnya menjawab empat pertanyaan berikut sebelum praktisi PR memutuskan untuk melakukan aktivitas branding di media sosial. Antara lain:
Gali Kisah
Gali kisah atau cerita menarik di balik kampanye Anda. Tonjolkan sisi lain dari produk/brand yang hendak dikampanyekan hingga sampai menyentuh level emosional target audiens.
Cara ini dimaksudkan untuk menghindari upaya hardselling. Sebaliknya, cenderung ke arah softselling. Strategi komunikasi ini biasa kita kenal dengan metode storytelling.
Cerita yang dibangun dengan storytelling biasanya berawal dari kondisi atau peristiwa yang murni dialami oleh perusahaan.
Tentukan Tujuan "Branding"
Ketika PR memutuskan untuk memanfaatkan platform media sosial—dalam hal ini Facebook—sebagai media branding, maka ada beberapa hal yang perlu diketahui.
Pertama, Facebook ditujukan untuk memperoleh banyaknya jumlah pengunjung/visitor ke laman Anda. Kedua, untuk mendapatkan konversi, atau menarik audiens untuk membeli/menggunakan brand Anda. Ketiga, menciptakan prospek. Dalam hal ini, mengubah perilaku audiens yang awalnya sekadar melihat, kini mulai terjadi interaksi. Keempat, pemasangan aplikasi, dan terakhir brand awareness.
Tentukan Target Audiens
Menentukan target audiens bertujuan untuk mengerucutkan orang-orang yang akan menjadi sasaran kampanye. Selain itu, untuk menentukan anggaran serta SDM yang nantinya akan diberdayakan dalam kegiatan kampanye.
"Unique Selling Point" (USP)
USP menjadi faktor pembeda antara brand/produk yang dimiliki oleh perusahaan Anda dengan kompetitor. Sebut saja, harga yang lebih murah, kualitas yang lebih tinggi, atau produk pertama yang ada.
Dengan kata lain, USP adalah hal yang kita miliki dan tidak dimiliki oleh kompetitor. “Sebisa mungkin tonjolkan apa value added bisnis kita? Apa kesulitan konsumen yang bisa kita bantu sehingga mereka jadi pelanggan setia?” ujarnya. (ais)