Perkembangan teknologi digital mengubah tatanan media secara drastis. Kondisi ini juga berdampak pada industri public relations (PR) dan marketing.
JAKARTA, PRINDONESIA.CO – Terlebih di era post-truth, PR dihadapkan pada hal yang makin menantang. Antara lain, siklus pemberitaan yang kian cepat serta isu yang menyangkut kontroversi politik dan budaya. Belum lagi, gabungan antara keduanya, ditambah semakin terkikisnya kepercayaan publik terhadap instansi pemerintah menambah situasi lingkungan masyarakat kian buruk.
Untuk itu, sudah semestinya PR berperan dalam mengonter alur navigasi hoaks dan berita-berita negatif yang banyak beredar.
Dilansir dari PR Daily, CEO Crenshaw Communications Dorothy Crenshaw memaparkan tujuh alasan penting profesi PR dinilai lebih efektif dibandingkan sebelumnya. Berikut paparannya.
Kredibilitas, Penting
Berdasarkan laporan dari Cision State of the Media Report, tercatat 59 persen konsumen Amerika Serikat menyatakan rasa tidak percaya/curiga terhadap konten pemberitaan. Terutama, berita-berita yang tersebar melalui platform media sosial. Kondisi ini menimbulkan sikap skeptis makin besar.
Kredibilitas media sebagai sumber informasi pun menjadi lebih penting jika dibandingkan era sebelumnya. Kini, publik lebih menghargai karya jurnalisme. Publik juga lebih memilih saluran media yang mereka percayai.
Hasil ini menunjukkan praktisi PR harus memahami bahwa brand atau reputasi yang dibangun dengan penekanan konten, ulasan dari pengguna, serta profil media memiliki kredibilitas lebih tinggi. Bahkan, lebih dari sekadar kegiatan promosi biasa.
PR Menggerakkan SEO
Peranan PR dapat melampaui cakupan dari pemberitaan berbagai media. Untuk itu, pada saat membuat publikasi, hendaknya PR mengaitkannya dengan brand. Sebab langkah ini dapat meningkatkan daftar pencarian (SEO).
Apalagi sejak Google menetapkan kebijakan baru tentang penyebutan brand yang ditautkan secara tersirat atau implied links. Kondisi ini memaksa PR harus bekerja lebih keras untuk mendorong SEO.
PR sebagai “Influencer"
PR mampu membangun hubungan, melibatkan influencer, bahkan mengubah persepsi dan perilaku publik. Keahlian yang diterapkan dalam mengelola hubungan dengan media dapat dengan mudah ditranfser ke dalam manajemen komunitas sosial, hubungan dengan influencer, serta konten pemasaran.
Penyebaran informasi oleh PR dari mulut ke mulut melalui platform media sosial tidak hanya dinilai efisien, tetapi juga dapat dilacak dan persuasif.
Kebal Terhadap Pemblokiran Iklan
Adanya pemblokiran iklan tak hanya berdampak buruk pada penyedia konten digital, tetapi juga bagi industri PR. Namun, program PR yang menghasilkan visibilitas dinilai lebih berharga semenjak era disrupsi.
Lebih Terukur
Saat ini, tingkat keberhasilan dari berbagai program yang dihasilkan oleh PR sudah jauh lebih terukur. Bahkan, dengan alat sederhana dan tidak berbayar sekalipun. Contoh, Google Analytics bisa menunjukkan dampak dari konten yang dihasilkan oleh PR dengan tingkat akurasi tinggi.
Kemauan Baik Memiliki Nilai
Tak sedikit PR mampu membangun reputasi dari waktu ke waktu. Apalagi dengan adanya kekuatan media sosial yang dapat mempercepat dan memperbesar dampak.
Namun, umpan balik dari warganet baik berupa ulasan positif maupun negatif dapat menjadi viral di media sosial dalam waktu yang singkat.
Peran PR pun makin penting karena saat ini sulit untuk membayar kesetiaan pelanggan atau persepsi positif.
Teknologi Membantu Meningkatkan Skala Terkadang apa yang telah dikampanyekan oleh PR tidak selalu mendapat pemberitaan efektif dari media. Bahkan, cenderung sulit untuk diukur.
Namun, banyak lembaga yang telah meningkatkan kemampuannya dalam hal konten pemasaran, pembuatan konten digital, serta jurnalisme brand untuk semakin memperkuat pemberitaan media.
Dengan begitu, secara tidak langsung PR telah mengubah cara pengumpulan intelijen serta analisis data. (ais)
Sumber: https://www.prdaily.com/7-reasons-why-effective-pr-is-more-important-than-ever/