JAKARTA, PRINDONESIA.CO – Termasuk  bagi suatu daerah. Kondisi ini menginisiasi ASEAN PR Network bersama LSPR Centre for ASEAN Creativepreneurship Studies untuk mengangkat tema “PR and The Art of Branding” pada acara 6th Talk Series of ASEAN SPOT di LSPR Transpark, Juanda, Bekasi, Senin (30/9/2019).

Menurut Prita Kemal Gani, founder dan Direktur LSPR praktisi public relations (PR) mengemban fungsi membangun pemahaman dan ketertarikan publik mengenai sebuah organisasi. "Public Relations harus mampu mengelola dan memelihara citra, serta mendistribusikan pesan yang benar kepada masyarakat dan publik yang disasarnya," ujarnya saat membuka acara.

Karena berdasarkan survei, reputasi pemimpin di sebuah organisasi mencapai 45 persen. Sedangkan sisanya adalah para staf, logo dan produk. Untuk itu, reputasi pemimpin yang baik menjadi tak kalah penting dibandingkan reputasi perusahaan maupun brand.

Hadir selaku pembicara dari pemerintah, Kepala Bagian Publikasi, Liputan dan Dokumentasi Pemrov Jawa Barat Fajar Ginanjar. Pria yang hari itu mewakili Gubernur Provinsi Jabar Ridwan Kamil mengatakan dalam melakukan branding tidak terlepas dari peran humas atau public relations (PR). Terutama, dalam menjalankan profesinya membangun reputasi daerah di tengah era keterbukaan informasi. Era di mana mereka dituntut untuk mampu menyajikan informasi serba cepat, aktual dan faktual. “Termasuk, informasi yang mampu menciptakan kehidupan bernegara yang aman dan damai di tengah konflik sosial yang mampu menciderai reputasi pemerintahan dan daerahnya,” ujarnya. 
 
Selain Fajar, hadir pula pembicara lainnya antara lain Deputy Permanent Representative Charge d’Affairs of The Philliphine Mission Noel M Novico, Senior Vice President Trade
Partnership Lifestyle Category BliBli.com Marvie Samala, dan 4th Runner Up Miss Indonesia Magdalena Rosari Ndona. (ais)