Menjadi public relations (PR) di sebuah perusahaan teknologi, khususnya ponsel pintar (smartphone), memiliki tantangan tersendiri.
JAKARTA, PRINDONESIA.CO – Seperti yang dirasakan oleh Krisva Angnieszca, PR Manager realme Indonesia, saat ditemui PR INDONESIA di acara peluncuran realme 5 dan realme 5 Pro di Jakarta, Kamis (19/9/2019). Ia merangkum setidaknya ada tiga tantangan yang mengemuka selama menjadi PR di industri ini. Antara lain, memastikan informasi tentang brand dan produk perusahaan ada di mesin pencari, menjaga informasi bernada positif, dan memastikan informasi tersebut selalu ada.
Pertama, memastikan informasi tentang brand dan produk mereka ada di mesin pencari. Bahkan, idealnya ada di laman pertama. Tugas ini tidak bisa dibilang mudah. Apalagi karakter industri smartphone identik tak pernah berhenti berinovasi. Perkembanganya cepat sekali. Setiap bulan, ada saja produsen serupa meluncurkan produk terbaru.
Realme sendiri merilis produk baru setiap 3-4 bulan sekali. Seperti yang disampaikan oleh Marketing Director realme Southeast Asia Josef Wang dalam artikel yang dikutip PR INDONESIA dari www.kontan.co.id, awal November 2018. Menurutnya, langkah ini dilakukan untuk menjaga pasar dan memenuhi permintaan konsumen.
Kembali ke Krisva. Ia berpendapat penting sekali informasi tentang suatu produk ada di mesin pencari. Apalagi di era sekarang. Kebiasaan googling sebelum membeli sudah umum dilakukan. “Nah, kalau dia mau beli handphone dari brand kami, tapi tidak menemukan informasinya di mesin pencari, dampaknya fatal. Dia tidak jadi membeli,” imbuhnya.
Tantangan kedua, menjaga informasi berupa artikel maupun komentar publik bernada positif. Mereka pun melakukan media monitoring di berbagai platform komunikasi, termasuk media sosial. “Semuanya harus kami kontrol dan lumayan makan waktu,” ujarnya mengaku.
Untuk menjawab tantangan itu, Krisva berkesimpulan, kuncinya ada pada pendekatan personal. Pendekatan tersebut berlaku kepada seluruh stakeholder mulai dari rekan media, influencer, key opinion leaders (KOL), hingga komunitas. “Cara pendekatanya sama, sebab produk yang dihasilkan juga sama. Setiap kami memberikan informasi, mereka akan melakukan coverage berupa berita. Bisa dalam bentuk artikel maupun video,” katanya.
Upaya tersebut dilakukan dengan cara rutin mengadakan pertemuan berkonsep nonformal. Contoh, makan siang bareng. Pertemuan itu menjadi kesempatan bagi PR untuk memberikan informasi terkini mengenai perkembangan produk atau operasi bisnis mereka. Sekaligus, ajang memberikan “petunjuk” mengenai produk yang akan mereka luncurkan alias warm up.
Kaya Manfaat
Pertemuan seperti ini, kata Krisva, mengandung banyak manfaat. Mulai dari menumbuhkan dan memperat hubungan secara emosi sehingga stakeholder bisa merasakan hubungan yang mereka bangun tulus, bukan hanya karena ada mau. Hingga, peluang bagi stakeholder mendapatkan informasi langsung dari sumbernya.
Dampaknya luar biasa. Yang paling kentara, tumbuh perasaan saling menghargai. “Mereka menghargai hasil karya realme dengan tidak memberikan informasi, ulasan atau membandingkan produk kami dengan brand lain lewat nada atau komentar negatif,” ujarnya.
Membangun relasi dengan komunitas juga sama pentingnya. Khusus komunitas, perusahaan yang masuk daftar Top 5 Smartphone Brand di tanah air ini bahkan mendirikan tim khusus di luar PR. Saat ini komunitas realme tersebar di kota-kota besar di seluruh Indonesia. Setiap komunitas dipimpin oleh community leader. Merekalah yang akan menggerakkan pertemuan. “Suara fans ini penting. Dari mereka, publik bisa mengenal kami,” kata Krisva.
Tantangan ketiga, memastikan informasi tentang realme selalu ada atau menjadi pembicaraan. Caranya: ciptakan topik. Contoh, jelang peluncuran produk realme 5 dan realme 5 pro, ia bersama timnya gencar menyumbang topik atau melempar isu ke media. Misalnya, “Cara Memaksimalkan Empat Kamera Realme”. Ya, keunggulan ponsel besutan perusahaan berjargon “Dare-to-leap” ini memang terletak pada kameranya. Cara serupa pun dilakukan selepas peluncuran produk. Contoh, melempar tema, “Tips Fotografi dengan Empat Kamera”. Begitu seterusnya. Setidaknya selama tiga bulan ke depan. “Jangan biarkan media kebingungan mencari isu tentang kita. Sebaliknya, kitalah yang harus memberikan support tema ke mereka,” tutupnya. (rtn)