Tak jarang kita menemukan karyawan yang mampu menunjukkan sikap loyalitas, kerja keras, serta dedikasi tinggi selama lebih dari 20 tahun di satu perusahaan. Apakah mereka bisa dijadikan indikator keberhasilan komunikasi internal?
JAKARTA, PRINDONESIA.CO - Menurut Senior Vice President and Partner FleishmanHillard Aries Nugroho, komunikasi internal berperan penting untuk memastikan seluruh karyawan memahami yang sebenarnya dikerjakan oleh perusahaan tempat mereka bekerja. Dengan melakukan komunikasi internal, harapannya public relations (PR) dapat mencapai dua tujuan. Pertama, retaining our employee. Kedua, changing behaviour.
Untuk memperkuat komunikasi internal, perlu melakukan tiga strategi berikut. Pertama, people to people. Hal ini terkait cara PR membangun engagement dengan sesama karyawan. Upaya ini juga bertujuan untuk meningkakan kepuasan karyawan. Ketika karyawan sudah merasa puas dan bahagia akan muncul added value service kepada pelanggan seperti slogan yang terdengar umum, “Karyawan adalah duta perusahaan.”
Kedua, system to people, yakni SOP atau panduan yang melekat pada perusahaan. Terakhir, company to people. Yakni, ada masanya direktur utama/CEO perlu turun ke bawah dan menyapa karyawan. Terutama, karyawan baru. Ini dikarenakan setiap perusahaan memiliki misi yang ingin dicapai. Pun demikian dengan CEO. “Di sinilah peran PR. Mereka dituntut mampu membumikan visi dan misi tadi kepada seluruh karyawan untuk mencapai tujuan bersama,” imbuh mantan Head of Government and Public Affairs Ogilvy Indonesia saat dijumpai di acara PERHUMAS 1st Internal Communications Conference di Jakarta, akhir Februari lalu.
Keberhasilan komunikasi internal juga dipengaruhi oleh program-program yang dijalankan. Menariknya, strategi komunikasi yang dilakukan PR di luar bisa diaplikasikan ke dalam. Salah satunya membuat cerita yang baik dengan metode storytelling. “Cerita yang baik akan mengubah cara kita merasakan, berpikir, bertindak, dan berperilaku,” tambahnya.
Tiga “H”
Sementara itu, tercatat ada tiga cara PR untuk mempengaruhi karyawan. Antara lain, head, heart, dan hands. Head, artinya karyawan harus rutin disuguhi pengetahuan serta informasi-informasi terkait perkembangan perusahaan. Kedua, treat their heart. Tepati setiap janji yang diberikan kepada karyawan. Lalu, hands yang merupakan representasi dari aksi. Jika ketiganya sudah terpenuhi, karyawan akan bekerja dengan penuh kesukarelaan. “Yang terpenting lakukanrepetisi,” jelasnya.
Hal lainnya yang tak dapat dipisahkan dari komunikasi internal adalah kepemimpinan. Saat ini, pemimpin yang dibutuhkan adalah pemimpin 4.0. Mereka adalah pemimpin yang memenuhi kriteria kompetensi, mampu membuat terobosan mempercepat proses pembuatan kebijakan, mengikuti perkembangan teknologi, menjaga konektivitas dengan karyawan, serta bersikap transparan. (ais)