Benarkah demikian? Setidaknya isu inilah yang mengemuka di kalangan praktisi dan akademisi public relations (PR). Tentu apabila persyaratannya terpenuhi. Apa itu?
JAKARTA, PRINDONESIA.CO – Menurut peneliti Strategi Korporasi dan Manajemen Inovasi Universitas Bina Nusantara Asnan Furinto di Jakarta, akhir Juni 2019 lalu, peran konsultan tak akan tergantikan oleh keberadaan teknologi. Sebaliknya, justru semakin dibutuhkan oleh industri.
Apalagi jika konsultan yang bersangkutan memiliki ekspertis di bidang content marketing dan omnichannel. "Pemasaran dan komunikasi mengambil peran penting dalam proses transformasi perusahaan ke arah digital. Terutama bagi konsultan yang bisa menjembatani antara industri 4.0 dengan Society 5.0,” ujar Asnan.
Di era Society 5.0 nanti, ia berpendapat, baik konsultan marketing maupun PR akan semakin mampu mendongkrak kinerja perusahaan. Tidak hanya dari sisi penjualan, melainkan dari segi kepuasaan pelanggan, keterlibatan pelanggan, hingga mendorong mereka untuk berbagi opini positif di media sosial (word of mouth).
Dosen Manajemen Pemasaran Strategis Universitas BINUS ini pun meyakini, ke depan, bisnis konsultan pemasaran akan semakin selektif dan digital sentris. "Perusahaan datang dengan modal kecil, tetapi menginginkan dampak yang lebih besar," katanya.
Adaptasi teknologi adalah kuncinya. Jadi, konsultan yang tidak bisa beradaptasi dengan disrupsi akan dengan sendirinya keluar dari pasar.
Perkuat Spesialisasi
Kondisi ini sudah disadari betul oleh PRecious Communications Indonesia. Untuk itu, seiring dengan meningkatknya kebutuhan pemain industri skala nasional dan dunia terhadap jasa konsultan komunikasi, perusahaan yang berbasis di Singapura ini pun terus memperkuat ahli strategi yang spesifik di setiap industri. “Kami berstrategi memperkuat spesialisasi di setiap tim dengan melakukan riset, wawancara pelaku industri, hingga berlangganan jurnal penelitian sehingga klien bisa mendapatkan gambaran yang utuh," kata Market Lead PRecious Communications Francisca Adinda di acara yang sama. "Jadi, strategi yang kami ajukan berbasis data dan opini pakar," tambahnya. (ais)