Ditempa dengan krisis hingga bergelut mengelola reputasi perusahaan justru membuat Faisal Alfarokhi makin jatuh cinta dengan profesinya sebagai humas PT Petrokimia Gresik (PG). Mengapa demikian?
SEMARANG, PRINDONESIA.CO - Sudah jadi rahasia umum, profesi public relations (PR) masih kerap dipandang sebelah mata. Bahkan, di beberapa instansi/korporasi masih ada yang menganggap humas sebagai unit kerja buangan. Toh, semua fakta itu tak mengendurkan semangat Faisal untuk menjadi PR profesional.Baginya, PR adalah profesi terbaik untuk mewujudkan sederet mimpinya. Untuk itu, pria yang ditemui PR INDONESIA jelang puncak JAMPIRO #4 di Semarang, Jumat (9/11/2018), ini rela menempuh segala rintangan, termasuk bersaing dengan 1.800 pelamar untuk memperoleh kursi sebagai humas PG.
Bekerja sesuai passion membuat Faisal kaya ide dan kreasi. Bersama rekan-rekan di bagian humas, mereka melakukan berbagai terobosan digitalisasi. Langkah itu diambil guna mendukung PG yang sedang melakukan transformasi besar-besaran. Salah satunya, melakukan penetrasi dalam hal penyebaran informasi yang tadinya lebih banyak disampaikan melalui media cetak ke platform digital. Akhir tahun lalu, mereka resmi meluncurkan majalah internal perusahaan GEMA dalam bentuk aplikasi versi 4.0. Terobosan ini sekaligus upaya timnya membangun dan menjaga hubungan dengan stakeholders yang tak kalah penting, yakni internal perusahaan yang jumlahnya mencapai 3.000 karyawan organik dan 1.500 karyawan anorganik.
Sementara konten yang disajikan untuk kebutuhan situs dan media sosial (medsos) digarap semakin serius. “Informasi diberikan tidak asal sebar, tapi disesuaikan dengan karakter media sosial masing-masing,” ujar peraih gelar Master of Management konsentrasi Marketing Communication Universitas Diponegoro. Awalnya, langkah ini sempat mendapat cibiran. Penyebabnya, mereka tidak tahu jika selama ini petani juga aktif menggunakan medsos, khususnya Facebook. “Semua terobosan yang kami lakukan itu berdasarkan hasil riset,” kata pria kelahiran Kudus, Jawa Tengah, 30 tahun lalu, ini meyakinkan.
Lainnya, perkembangan teknologi komunikasi yang makin dinamis ikut memengaruhi upaya humas PG membangun relasi. Kini, selain tetap memelihara hubungan baik dengan rekan media, mereka juga mulai merangkul para influencer. Kesungguhan ini membuat humas makin mendapat “panggung” dan membawa mereka ke posisi strategis di perusahaan.
Bermanfaat
Menariknya, gempita bermedia sosial ternyata tak mendorong penggemar nasi pecel itu untuk ikut-ikutan aktif memamerkan aktivitasnya di akun pribadi. Pria yang hobi travelling ini justru lebih sering memanfaatkan medsos untuk hal-hal yang berbau sosial. Misalnya, ajakan sedekah digital. Alasannya, ia ingin menjadi insan yang bermanfaat.
Karena latar belakang itulah pria penyuka olahraga lari tersebut memberanikan diri untuk berpartisipasi dalam pemilihan ICON PR INDONESIA. Harapannya, melalui ajang ini kesempatan berbagi pengalaman, terutama kepada calon dan praktisi PR muda terbuka lebar. “Pada dasarnya, disamping memiliki fungsi komunikasi, PR adalah penebar inspirasi. Lewat berbagi, ekosistem PR akan lebih produktif dan profesional,” ujarnya. Rencananya, langkah berbagi pengalaman dan ilmu ini juga akan ia tuangkan dalam bentuk buku. Ya, Faisal memang memiliki hobi menulis. Hasil karyanya pernah dimuat di berbagai media. (nun)
Selengkapnya baca PR INDONESIA versi cetak dan SCOOP edisi 47/Februari 2019. Hubungi Sekhudin: 0811-939-027, [email protected]