Felly, Kepala Kantor Humas UI:
PRINDONESIA.CO | Senin, 28/01/2019 | 3.088
Felly, Kepala Kantor Humas UI:
Rifelly: Brand UI masih dalam taraf top of mind, bukan top of heart
Dok. Humas UI

Branding menjadi fokus utama Felly saat tiga tahun lalu mendapat mandat sebagai Kepala Kantor Humas dan KIP Universitas Indonesia (UI). Alasannya, nama UI memang sudah berkibar seantero nusantara. Namun, pengetahuan mendalam tentang UI masih terasa dangkal, bahkan di dalamnya civitas academica-nya itu sendiri. “Brand UI masih dalam taraf top of mind, bukan top of heart,” kata perempuan yang berlatar belakang ilmu marketing ini saat ditemui PR INDONESIA di Depok, Senin (1/10/2018).

Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UI ini lantas menerapkan strategi branding yang diawali dengan pertanyaan “Seperti apa UI ingin dikenal?” Tak berhenti sampai di situ, ia bersama 24 anggota timnya memastikan semua program studi (prodi) dan fakultas di perguran tinggi riset dunia ini laku. Upayanya sempat mengundang banyak tanya. Contoh, “Buat apa, sih, kita masih harus melakukan promosi? Kan, kita sudah dikenal?”

Tantangan lainnya tak kalah menarik: mengedukasi pimpinan dan meyakinkan mereka bahwa humas memiliki peran yang strategis. Dengan pendekatan membangun relasi dan komunikasi yang baik, lambat laun tantangan itu tidak lagi menjadi kendala. Apalagi kini pimpinan UI telah memberikan kepercayaan kepada kepala kantor humas untuk menjadi official spokesperson. Upaya dan strategi yang sudah mereka lakukan ini kerap ia sampaikan kepada humas di perguruan tinggi negeri (PTN) lainnya yang mengalami pengalaman serupa.

Dalam menjalankan perannya sebagai “ketua kelas humas”—begitu ia menyebutnya—ibu dua anak ini berkesimpulan ada kompetensi mendasar yang harus dimiliki insan humas. Namun, di antara sekian banyak kompetensi, soft skills adalah yang paling utama. Mulai dari kemampuan membangun relasi, sukarela dalam melayani, termasuk selalu siap menjadi pihak yang disalahkan. Sementara hard skills dapat diasah dan diperoleh dari bangku kuliah. Sebut saja, berkoordinasi dengan stakeholders, mengelola brand reputation, hingga mengikuti perkembangan digital. Kepada timnya, ia selalu menekankan untuk terus mempelajari dinamika yang terjadi di lingkungan sekitar karena perubahannya demikian cepat.

“Kaya Pengetahuan”

Tak dimungkiri, kesibukannya beraktivitas di dunia kampus cukup menyita waktu, tenaga dan pikiran. Keluhan pun tak jarang datang dari suami serta kedua putrinya. Sebagai jalan keluarnya, perempuan yang memiliki prinsip hidup terbilang unik ini: “Tak ada logika kalau gak ada logistik”, memiliki agenda rutin dalam satu tahun dua kali untuk menyediakan waktu khusus liburan baik di dalam maupun luar negeri bersama keluarga.

Tiap berlibur, ia lebih memilih untuk melakukannya secara mandiri, tanpa travel atau tour guide. Pada saat itulah, ia merasa menjadi orang yang paling kaya “pengetahuan”. Sebab melalui  pengalaman blusukan di tempat yang tidak dia kenal dapat menjadi ajang untuk Felly berbaur dengan warga lokal, mempelajari karakter, dan budaya setempat.

Sementara untuk menyiasati urusan pekerjaan yang seolah tiada habisnya, Felly memiliki cara tersendiri. Sembari kerja, sembari cari waktu untuk wisata kuliner,” katanya. Dengan tetap menjalankan aktivitas yang digemari, perempuan penyuka makanan pedas ini meyakini semua pekerjaan tidak akan menjelma menjadi beban. (ais)

 

Selengkapnya baca PR INDONESIA versi cetak dan SCOOP edisi 46/Januari 2019. Hubungi Sekhudin: 0811-939-027, [email protected]

BERITA TERKAIT
BACA JUGA
tentang penulis
komentar (0)
TERPOPULER

Event

CEO VIEW

Interview

Figure

BERITA TERKINI