Cerita bertujuan agar publik mudah memahami isu, makna, dan reputasi yang ingin dibangun dari sebuah brand.
JAKARTA, PRINDONESIA.CO - Penyampaian konten dengan cara bercerita akan memudahkan audiens mencerna informasi. Hal ini disampaikan oleh Arrozi Effendi, Public Relations KompasTV di kantornya, Kamis (13/12/2018). Untuk itu, ia berharap agar praktisi PR membuat rilis media dengan konten bercerita/storytelling yang kreatif. “Membuat rilis juga salah satu upaya PR untuk menunjang brand awareness perusahaan tempat mereka bekerja. Kalau kontennya menarik potensi wartawan menayangkan rilis di medianya masing-masing semakin besar, eksposurnya juga tinggi,” katanya. Pada akhirnya, berdampak kepada PR value dan revenue.
Berikut ini tips dari Ozi, begitu pria ini akrab disapa, agar rilis berpeluang dipublikasikan oleh media.
1. Berangkat dari isu dan narasumber yang capable dari organisasi atau korporasi terkait.
“Kami mengistilahkannya, peluang untuk ‘ambil posisi’,” katanya. Dengan begitu, bukan hanya kampanye yang jalan, brand juga ikut terangkat.
2. Hindari hal-hal yang bersifat seremonial.
Carilah angle, momentum, isu, dan narasumber lain—lagi-lagi yang kompeten di bidangnya. “Kegiatan seremonial hanya sebagai pelengkap rilis,” imbuhnya. (rvh)
Selengkapnya baca PR INDONESIA versi cetak dan SCOOP edisi 46/Januari 2019. Hubungi Sekhudin: 0811-939-027, [email protected]