Melalui acara Sinergi Aksi Informasi dan Komunikasi Publik (SAIK) 2018, humas pemerintah dari segala penjuru daerah berkumpul guna merapatkan barisan, memperkuat jaringan kemitraan, sekaligus meningkatkan kompetensi untuk menjawab tantangan era revolusi industri 4.0 di Kota Tangerang, 2 – 4 Desember 2018 .
JAKARTA, PRINDONESIA.CO – Inilah perhelatan kehumasan terbesar yang rutin diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo). Tahun ini, acara yang berslogan SAIK JASA atau dalam bahasa Tangerang dimaknai sebagai Asik Banget itu mengangkat tema “Sinergi Indonesia Menuju Era Komunikasi 4.0”. Walikota Tangerang Arief R. Wismansyah menyambut hangat kedatangan sekitar 1.500 humas pemerintah setanah air yang memadati ruangan Ballroom Hotel Novotel di kotanya, Tangerang, Senin pagi (3/12/2018). Di acara yang beragendakan “Pertemuan Bakohumas Tingkat Nasional 2018” itu hadir Dirjen Informasi Komunikasi Publik Kemenkominfo R. Niken Widiastuti, Kepala Kantor Staf Presiden Moeldoko, Menteri Pariwisata Arief Yahya, dan para praktisi PR yang secara bergiliran akan mengisi gelar wicara selama sehari penuh.
Arief mengatakan, antusiasme Pemkot Tangerang beserta warganya menjadi tuan rumah tak lain merupakan wujud apresiasi dan terima kasih mereka terhadap kinerja humas. Sebagai pemimpin daerah, pria yang kembali terpilih sebagai walikota periode kedua itu turut merasakan kontribusi humas yang luar biasa dalam mem-branding dan membangun opini positif tentang kotanya.
Salah satunya, mendorong diseminasi informasi dengan memanfaatkan teknologi infomasi digital melalui aplikasi Tangerang LIVE. “Keberadaan aplikasi ini sekaligus wujud dari kesungguhan Pemkot Tangerang menyongsong revolusi industri 4.0, era di mana arus informasi baik positif dan negatif berkembang makin cepat," katanya seraya mengibaratkan humas laiknya pejuang-pejuang NKRI yang secara konsisten dan penuh komitmen menyampaikan berita-berita baik yang menentramkan hati masyarakat.
Kepala KSP Moeldoko menilai revolusi industri 4.0 adalah eranya kolaborasi. Kolaborasi ini semakin nyata dibutuhkan untuk mengatasi isu-isu politik dan SARA yang semakin hari kian masif disebarkan melalui media sosial. Ia berpendapat jumlah humas pemerintah yang besar semestinya bisa seperti kuantum yang dalam teori fisika merupakan sejumlah partikel bersinergi yang bergerak bersamaan, berenergi dan saling mengikat. Khususnya, dalam hal mendiseminasi informasi agar semakin masif, efektif dan efisien.
Partikel ini dapat menghasilkan quantum leap atau lompatan besar yang mampu mengubah keadaan dalam waktu singkat. “Humas merupakan partikel dari pembangunan bersama di segala lini,” imbuhnya seraya mengajak Bakohumas untuk meningkatkan daya sensitivitas dan inovasi untuk menyikapi perkembangan dunia komunikasi saat ini.
Menjawab Tantangan
Dorongan berinovasi juga datang dari Adita Irawati, Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi. Ia mengajak seluruh praktisi humas pemerintah di Indonesia untuk melakukan introspeksi agar lebih bersahabat dengan birokrasi. Introspeksi bisa dimulai dari bertanya pada diri sendiri. “Seberapa sensitifkah kita?”
Menurutnya, sensitivitas akan makin terasah jika kita banyak menghadapi masalah. Namun, bisa diasah dengan melakukan langkah-langkah sederhana seperti melakukan media dan social media monitoring, aktif dalam berbagai diskusi, bergaul dengan komunitas, stakeholders engagement, menjalin media relations, hingga yang terpenting peningkatan kapasitas. Yang pasti, kata Adita, tegas. Humas harus punya inisiatif. Jangan enggan bergerak hanya karena belum mendapat instruksi dari pimpinan. “Di era disrupsi di mana semua orang menuntut kecepatan seperti sekarang, sikap pasif seperti ini harus segera dihilangkan,” kata perempuan yang dulunya menjabat sebagai VP Corporate Communication Telkomsel ini.
Meski, Menteri Arief tak memungkiri, komitmen pemimpin adalah faktor terbesar yang dapat mendorong kinerja humas menjadi lebih optimal. “Ketika CEO committed, semuanya akan menjadi getting easier, better dan faster,” ujarnya.
Nah, Arief adalah salah satu menteri yang tahu benar peran dan fungsi humas. Hal ini tergambar dari pernyataannya. “Kesalahan utama dan fatal tapi sering dilakukan oleh hampir semua pemerintahan kabupaten, kota saat mengadakan event adalah ketika seluruh anggaran mereka habis digunakan untuk event,” katanya. “Sebaliknya di Kemenpar, saya mengalokasikan anggaran hanya 40 persen untuk event. Selebihnya, saya berikan kepada Anda, para humas, untuk melakukan promosi dan melancarkan strategi komunikasi,” imbuhnya seraya meminta humas harus mengamankan rumus publikasi yang terdiri dari praevent, on-event, dan post-event.
Puncak acara SAIK ditutup dengan penyerahan apresiasi Anugerah Media Humas (AMH) 2018, masih di tempat yang sama, Selasa (4/12/2018). Di ajang itu tiap Kementerian/Lembaga Pemerintah Non-Kementerian/Pemda berebut untuk menjadi yang terbaik di lima kategori. Terdiri dari kategori Siaran Pers/Pemberitaan, Penerbitan Media Internal (inhouse magazine), Media Sosial, Pelayanan Informasi melalui internet (website), dan Stan Pameran Instansi. (rtn/ika/ais)